
Benang Putih (白い糸)
Pernah
ada yang bertanya pada saya, mengapa gadis-gadis di Jepang jarang yang
telinganya ditindik? Berawal dari pertanyaan itu saya akan mulai membahas
tentang asal-usulnya mengapa gadis-gadis di Jepang sangat takut dengan tindik
telinga. Namun sebelum membahas kesana, saya akan memaparkan terlebih dahulu
sejarah budaya menindik telinga ini.
Mungkin sudah tidak asing
lagi jika kita melihat gadis-gadis yang telinganya di tindik dan memakai anting
agar mempercantik penampilan mereka. Terutama di Indonesia, budaya ini sudah
terjadi sejak lama, dan di tindik sudah menjadi tradisi bagi anak perempuan,lebih
merupakan identitas untuk membedakan perempuan dengan laki-laki. Menurut sejarah, dari buku Syi’ar Al-Anbiya
yang pernah saya baca, bahwa budaya tindik terjadi pada masa Nabi Ibrahim,
dimana Siti Hajar, Ibunda Nabi Isma’il adalah wanita pertama yang ditindik
karena sumpah Siti Sarah terhadapnya. Jadi untuk yang muslim, tindik ini hanya
untuk perempuan saja ya, hehehe. Laki-laki jangan coba-coba ditindik, karena
tindik itu adalah ciri khas perempuan.
Baik kita langsung saja ke
pembahasan utama. ‘Mengapa gadis Jepang takut untuk ditindik’.

Sejak saat telinganya ditindik mulai
terjadi sesuatu pada telinga si gadis itu. Daerah telinga yang ditindik itu
mulai memerah dan bengkak, karena Infeksi. Pada awalnya gadis itu merasa bahwa
hal tersebut adalah kejadian yang biasa terjadi pada orang yang pertama kali di
tindik.
Selang beberapa hari, ketika ia
bangun tidur dan bercermin, ia kaget karena melihat sesuatu seperti benang
berwarna putih yang menjuntai dari lubang bekas tindikkannya. Karena merasa penasaran,
akhirnya ia pun menarik benang itu dari telinganya. Hingga beberapa lama
kemudian ia terus saja menarik benang itu, namun anehnya benang itu seperti
tidak ada habisnya. Sudah sangat panjang ia menarik benang itu dari telinganya.
Karena merasa kesal ia pun mengambil gunting dan mulai memotong benang itu.
Setelah ia memotong benang itu tiba-tiba pandangannya menjadi kabur, kemudian
menjadi gelap sama sekali. Karena tidak dapat melihat apa-apa gadis itu
berteriak memanggil kedua orang tuanya.
Gadis itu langsung dibawa ke sebuah
rumah sakit. Dan setelah diperiksa dokter pun langsung mendatangi kedua orang
tuanya dengan wajah yang sedih. Dokter itu kemudian menjelaskan kabar buruk,
bahwa anak gadis mereka mungkin tidak dapat melihat lagi untuk selamanya.
Diakhir kalimatnya ia mengatakan bahwa “Benang putih yang dipotong tersebut
adalah saraf matanya…”
Karena kejadian tersebut, banyak
gadis Jepang yang takut telinganya ditindik. Begitulah ceritanya. Namun karena
cerita ini bukan berarti semua gadis Jepang tidak ada yang ditindik. Banyak juga
kok yang ditindik, tapi untuk masalah menindik telinga ini mereka lebih sering
menyerahkannya pada orang yang memang sudah professional untuk menindik.
0 comments:
Post a Comment