Thursday, June 18, 2015

Tolong Jangan Mengejek Orang Gagap



Tolong  Jangan Mengejek Orang Gagap

 

                Oke, kali ini saya akan membahas tentang sesuatu yang sebenarnya menjadi kekurangan saya sendiri. Yaitu berbicara ‘gagap’. Nama asli saya Faizal Azis, sering disebut juga Zal, atau Azis. Bukan, saya bukan Azis gagap yang ada di OVJ Trans7. Itu murni 100% hanya kebetulan, sama-sama bernama Azis juga sama-sama orang gagap.  Jadi saya suka risih kalau ada orang yang mengejek saya dengan sebutan Azis gagap. Walaupun dari SD sering diejek tapi ga terlalu dimasukin kehati, karena sudah biasa, hehehe. Saya sudah gagap sejak kecil dan sampai sekarang pun masih gagap. Kalainan gagap ini bisa dialami oleh setiap anak, namun kebiasaan gagap ini bisa hilang ketika seseorang menginjak usia 10 tahun, jika setelah usia 10 tahun masih mengalami gagap, maka sampai kebiasaan gagap ini akan terbawa sampai dewasa dan sulit disembuhkan.
                Gagap sendiri bukanlah gangguan yang berasal dari organ penghasilan suara, melainkan gangguan pada sistem saraf yang mengendalikannya dan dapat berdampak serius. Gagap ini adalah kesulitan untuk berbicara, sehingga terkadang terjadi pengulangan atau penghilangan bunyi secara tidak sadar, sehingga orang yang mendengar terkadang tidak mengerti apa yang diucapkan. Saya sendiri sering gagap ketika mengucapkan huruf B, K, G, N, P, dan T, sehingga kalau kebetulan naik angkot saya kadang malu karena saat mau turun saya sering berbicara gagap “K-K-K-ki-ki-kiri mang!”.
                Saya akan sedikit menceritakan pengalaman saya. Sejak SD dari kelas 1 sampai 6 saya selalu dikucilkan, sehingga saya susah untuk bersosialisasi. Sejak SD saya selalu menjadi bahan ejekkan teman saya. Sempat juga berpikiran ingin berhenti sekolah waktu itu. Walaupun begitu saya setidaknya memiliki kepercayaan kembali ketika kelas 6 mendapatkan ranking 1, setelah sebelumnya belum pernah masuk ranking. Menginjak SMP dan SMA saya mulai mempunyai teman dan bisa bersosialisasi. Saya mulai khawatir karena bicara gagap ini semakin parah, sehingga hal yang paling membuat sakit hati adalah ketika aku dikeluarkan saat kelompok drama pelajaran kesenian, karena saya mungkin dianggap sebagai pengacau kelompok karena gangguan gagap ini, sehingga dari SMP sampai SMA saya belum pernah mendapat peran penting dalam Drama, sekalinya dapet peran yaitu tokoh yang dialognya paling sedikit. Kemudian saat SMA pas disuruh pidato, saya disuruh duduk kembali setelah beberapa lama berdiri di depan, tapi tidak ada suara pun yang keluar dari mulut. Terkadang aku harus bekerja lebih keras untuk bisa tampil di depan, dimana aku membutuhkan waktu lebih banyak untuk berlatih berbicara, dan memilih kata-kata yang mudah diucapkan.
                Saat-saat dalam kehidupanku adalah saat yang sulit bagiku, karena dari SMP sampai sekarang di bangku kuliah kegiatan pembelajarannya tidak terlepas dari presentasi. Apalagi di Universitas yang berbasis pendidikan dan jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam pula, yang dituntut untuk menjadi guru agama atau ustadz. Tapi perlu diketahui juga, kelainan gagap ini tidak berhubungan dengan masalah intelijensi, sehingga gagap tidak berpengaruh banyak terhadap masalah belajar. Saya ingat ketika pertama kali tampil presentasi di kuliah, ketika selesai presentasi saya mengatakan “ada yang mau ditanyakan?”
Ada yang mengatakan “mau bertanya gimana, materi yang disampaikan tadi aja ga ngerti”
Ketika mendengar itu langsung mental saya drop. Tapi kemudian saya sadar diri, memang materi yang saya sampaikan tadi disampaikan kurang jelas dan saya pun menyadari kata-kata yang saya ucapkan kurang jelas.
Saya kadang berpikir bagaimana jadinya nanti kalau aku jadi guru? Bagaimana nanti saat melaksanakan KKN?
Tapi kemudian saya mendapatkan pengalaman yang berguna selama kuliah ini , salah satunya saya dikasih lihat video pada saat mata kuliah BK. Videonya *lupa judulnya* tentang seorang laki-laki yang mengalami penyakit Tourette Syndrome. Saya pikir mungkin apa yang terjadi pada laki-laki di film itu sama seperti yang saya alami, yaitu mengalami gangguan bicara. Dalam film itu laki-laki diceritakan mengalami banyak masalah kehidupan baik itu saat di sekolah maupun saat bekerja.  Ia sempat bertengkar dengan ayah dan gurunya untuk menghentikan kebiasaannya aneh itu, namun sekuat apa pun ia berusaha kebiasaan aneh itu masih tetap terjadi setiap kali ia berbicara. Akhirnya ia mulai menerima keadaan itu, walaupun orang-orang yang disekitarnya masih belum bisa menerimanya. Tapi walaupun demikian, ia berhasil menjadi guru dan bisa mengajar di sebuah sekolah dasar, bahkan sampai mendapat penghargaan sebagai guru terbaik. Salah satu kata yang paling diingat dalam film itu adalah “Aku tidak akan mengalah pada kelemahanku (Tourette Syndrome)”.
Seperti cerita tadi, teman-temanku juga terkadang memberikan saran agar aku tidak berbicara gagap lagi, mungkin karena keadaan gagap ku sedikit mengganggu mereka. Tapi ini tidak semudah yang mereka katakan, saya berkata seperti ini karena mereka tidak merasakan bagaimana susah payahnya orang gagap untuk bisa menyampaikan pidato walaupun hanya satu paragraph. Jadi yang saya harapkan adalah kami ingin bisa diterima dan diakui seperti orang biasa lainnya, menerima segala kekurangan dan kelebihan kami. Saya pun tetap berusaha untuk bisa mengurangi bicara gagap ini.
                Saya dan orang gagap lainnya juga pasti ingin manjadi orang yang bisa berbicara seperti orang normal lainnya. Namun saya akhirnya berpikir bahwa Allah tidak mungkin menciptakan segala sesuatu tanpa adanya sebuah alasan. Aku yakin Allah memiliki rencana terbaik dibalik kekurangan yang diberikan kepada hambanya. Saya terkadang berpikir ada baiknya juga menjadi orang gagap, karena bisa melatih kesabaran dan juga mengurangi berbicara yang tidak bermanfaat, selain itu bisa melatih kesabaran juga, karena terkadang perkataan orang gagap jarang didengar, kecuali oleh sahabatnya yg selalu sabar mendengarkan, hehehe. Karena gagap ini saya mulai belajar untuk ikhlas atas apa yang telah diberikan-Nya dan mencoba untuk tidak mengasihani diri sendiri. Jika orang lain bisa melakukannya, maka saya juga PASTI BISA melakukannya. Saya tidak akan mengalah pada gagap ini.
                Jika kalian adalah orang gagap, kalian beruntung setidaknya “Otak kita bekerja lebih cepat daripada mulut kita”. Jadi tidak alasan untuk kita menjadi minder dan percaya diri. Asal tahu saja, banyak juga orang yang gagap yang berhasil menjadi orang sukses dan tokoh besar, kita sebut saja Nabi Musa a.s, Isaan Newton, Rowan Atkinson, Bruce Willis, dan banyak lagi. Jadi intinya jangan jadikan gagap ini sebagai sesuatu yang membatasi diri kita untuk berkembang dan mencapai kesuksesan. Jangan banyak mengeluh karena ada pepatah “Menangislah maka kau akan menangis sendirian, tertawalah maka dunia pun akan ikut tertawa bersamamu”.

Baca Juga :
Cara mengurangi kebiasaan gagap
Tokoh-tokoh besar yang ternyata orang gagap.
               


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "