Tolong Jangan Mengejek Orang Gagap
Oke,
kali ini saya akan membahas tentang sesuatu yang sebenarnya menjadi kekurangan
saya sendiri. Yaitu berbicara ‘gagap’. Nama asli saya Faizal Azis, sering
disebut juga Zal, atau Azis. Bukan, saya bukan Azis gagap yang ada di OVJ
Trans7. Itu murni 100% hanya kebetulan, sama-sama bernama Azis juga sama-sama
orang gagap. Jadi saya suka risih kalau
ada orang yang mengejek saya dengan sebutan Azis gagap. Walaupun dari SD sering
diejek tapi ga terlalu dimasukin kehati, karena sudah biasa, hehehe. Saya sudah
gagap sejak kecil dan sampai sekarang pun masih gagap. Kalainan gagap ini bisa
dialami oleh setiap anak, namun kebiasaan gagap ini bisa hilang ketika
seseorang menginjak usia 10 tahun, jika setelah usia 10 tahun masih mengalami
gagap, maka sampai kebiasaan gagap ini akan terbawa sampai dewasa dan sulit
disembuhkan.
Gagap
sendiri bukanlah gangguan yang berasal dari organ penghasilan suara, melainkan
gangguan pada sistem saraf yang mengendalikannya dan dapat berdampak serius.
Gagap ini adalah kesulitan untuk berbicara, sehingga terkadang terjadi
pengulangan atau penghilangan bunyi secara tidak sadar, sehingga orang yang
mendengar terkadang tidak mengerti apa yang diucapkan. Saya sendiri sering
gagap ketika mengucapkan huruf B, K, G, N, P, dan T, sehingga kalau kebetulan
naik angkot saya kadang malu karena saat mau turun saya sering berbicara gagap “K-K-K-ki-ki-kiri
mang!”.
Saya
akan sedikit menceritakan pengalaman saya. Sejak SD dari kelas 1 sampai 6 saya
selalu dikucilkan, sehingga saya susah untuk bersosialisasi. Sejak SD saya
selalu menjadi bahan ejekkan teman saya. Sempat juga berpikiran ingin berhenti
sekolah waktu itu. Walaupun begitu saya setidaknya memiliki kepercayaan kembali
ketika kelas 6 mendapatkan ranking 1, setelah sebelumnya belum pernah masuk
ranking. Menginjak SMP dan SMA saya mulai mempunyai teman dan bisa
bersosialisasi. Saya mulai khawatir karena bicara gagap ini semakin parah,
sehingga hal yang paling membuat sakit hati adalah ketika aku dikeluarkan saat
kelompok drama pelajaran kesenian, karena saya mungkin dianggap sebagai
pengacau kelompok karena gangguan gagap ini, sehingga dari SMP sampai SMA saya
belum pernah mendapat peran penting dalam Drama, sekalinya dapet peran yaitu
tokoh yang dialognya paling sedikit. Kemudian saat SMA pas disuruh pidato, saya
disuruh duduk kembali setelah beberapa lama berdiri di depan, tapi tidak ada
suara pun yang keluar dari mulut. Terkadang aku harus bekerja lebih keras untuk
bisa tampil di depan, dimana aku membutuhkan waktu lebih banyak untuk berlatih
berbicara, dan memilih kata-kata yang mudah diucapkan.
Saat-saat
dalam kehidupanku adalah saat yang sulit bagiku, karena dari SMP sampai
sekarang di bangku kuliah kegiatan pembelajarannya tidak terlepas dari
presentasi. Apalagi di Universitas yang berbasis pendidikan dan jurusan Ilmu
Pendidikan Agama Islam pula, yang dituntut untuk menjadi guru agama atau
ustadz. Tapi perlu diketahui juga, kelainan gagap ini tidak berhubungan dengan
masalah intelijensi, sehingga gagap tidak berpengaruh banyak terhadap masalah
belajar. Saya ingat ketika pertama kali tampil presentasi di kuliah, ketika
selesai presentasi saya mengatakan “ada yang mau ditanyakan?”
Ada yang mengatakan “mau bertanya gimana, materi yang
disampaikan tadi aja ga ngerti”
Ketika mendengar itu langsung mental saya drop. Tapi
kemudian saya sadar diri, memang materi yang saya sampaikan tadi disampaikan
kurang jelas dan saya pun menyadari kata-kata yang saya ucapkan kurang jelas.
Saya kadang berpikir bagaimana jadinya nanti kalau aku jadi
guru? Bagaimana nanti saat melaksanakan KKN?
Tapi kemudian saya mendapatkan
pengalaman yang berguna selama kuliah ini , salah satunya saya dikasih lihat
video pada saat mata kuliah BK. Videonya *lupa judulnya* tentang seorang
laki-laki yang mengalami penyakit Tourette Syndrome. Saya pikir mungkin apa
yang terjadi pada laki-laki di film itu sama seperti yang saya alami, yaitu
mengalami gangguan bicara. Dalam film itu laki-laki diceritakan mengalami
banyak masalah kehidupan baik itu saat di sekolah maupun saat bekerja. Ia sempat bertengkar dengan ayah dan gurunya
untuk menghentikan kebiasaannya aneh itu, namun sekuat apa pun ia berusaha
kebiasaan aneh itu masih tetap terjadi setiap kali ia berbicara. Akhirnya ia
mulai menerima keadaan itu, walaupun orang-orang yang disekitarnya masih belum
bisa menerimanya. Tapi walaupun demikian, ia berhasil menjadi guru dan bisa mengajar
di sebuah sekolah dasar, bahkan sampai mendapat penghargaan sebagai guru
terbaik. Salah satu kata yang paling diingat dalam film itu adalah “Aku tidak
akan mengalah pada kelemahanku (Tourette Syndrome)”.
Seperti cerita tadi,
teman-temanku juga terkadang memberikan saran agar aku tidak berbicara gagap
lagi, mungkin karena keadaan gagap ku sedikit mengganggu mereka. Tapi ini tidak
semudah yang mereka katakan, saya berkata seperti ini karena mereka tidak
merasakan bagaimana susah payahnya orang gagap untuk bisa menyampaikan pidato
walaupun hanya satu paragraph. Jadi yang saya harapkan adalah kami ingin bisa
diterima dan diakui seperti orang biasa lainnya, menerima segala kekurangan dan
kelebihan kami. Saya pun tetap berusaha untuk bisa mengurangi bicara gagap ini.
Saya
dan orang gagap lainnya juga pasti ingin manjadi orang yang bisa berbicara
seperti orang normal lainnya. Namun saya akhirnya berpikir bahwa Allah tidak
mungkin menciptakan segala sesuatu tanpa adanya sebuah alasan. Aku yakin Allah
memiliki rencana terbaik dibalik kekurangan yang diberikan kepada hambanya.
Saya terkadang berpikir ada baiknya juga menjadi orang gagap, karena bisa
melatih kesabaran dan juga mengurangi berbicara yang tidak bermanfaat, selain
itu bisa melatih kesabaran juga, karena terkadang perkataan orang gagap jarang
didengar, kecuali oleh sahabatnya yg selalu sabar mendengarkan, hehehe. Karena
gagap ini saya mulai belajar untuk ikhlas atas apa yang telah diberikan-Nya dan
mencoba untuk tidak mengasihani diri sendiri. Jika orang lain bisa
melakukannya, maka saya juga PASTI BISA melakukannya. Saya tidak akan mengalah
pada gagap ini.
Jika
kalian adalah orang gagap, kalian beruntung setidaknya “Otak kita bekerja
lebih cepat daripada mulut kita”. Jadi tidak alasan untuk kita menjadi
minder dan percaya diri. Asal tahu saja, banyak juga orang yang gagap yang
berhasil menjadi orang sukses dan tokoh besar, kita sebut saja Nabi Musa a.s,
Isaan Newton, Rowan Atkinson, Bruce Willis, dan banyak lagi. Jadi intinya
jangan jadikan gagap ini sebagai sesuatu yang membatasi diri kita untuk
berkembang dan mencapai kesuksesan. Jangan banyak mengeluh karena ada pepatah
“Menangislah maka kau akan menangis sendirian, tertawalah maka dunia pun akan
ikut tertawa bersamamu”.
Baca Juga :
Cara mengurangi kebiasaan gagap
Tokoh-tokoh besar yang ternyata orang gagap.
0 comments:
Post a Comment