Kebakaran ditahun 1932 dan Pakaian Dalam Wanita
Terjadi
sebuah kebakaran besar tepatnya pada tanggal 16 Desember 1932, tepatnya di
gedung Departement Store Shirokiya di Tokyo. Pada kecelakaan kali ini
setidaknya menewaskan 14 orang. Saat kebakaran ini terjadi banyak para pegawai
wanita yang memakai kimono, yang terpaksa naik ke atap lantai 8 bangunan itu
untuk menyelamatkan diri. Beberapa rumor kemudian tersebar bahwa beberapa dari
wanita di gedung itu menolak untuk meloncat ke jaring penyelamat yang telah
dipasang oleh pemadam kebakaran, dengan alasan mereka tidak memakai pakaian
dalam dan kimono. Mereka takut jika melompat dan menjadi pusat perhatian dan
menahan malu, akhirnya mereka memilih untuk tewas terbakar bersama gedung itu.
Berita ini kemudian tersebar ke luar Jepang, hingga menarik perhatian bangsa
Eropa. Karena dugaan tersebut akhirnya pihak departemen store memrintahkan para
pegawai wanitanya untuk memakai celana pendek atau pakaian dalam lainnya
dibalik kimono mereka, akhirnya hal tersebut menjadi trend yang menyebar
dikalangan wanita.
Berbeda
dengan pendapat tadi, seorang professor di bidang kebudayaan dan arsitektur
Jepang International Research Center for Japanese Studies, Shoichi Inoue telah
menolak pendapat bahwa pegawai wanita tersebut meninggal karena alasan
kesopanan dan karena malu untuk meloncat. Menurut Inoue, sebagian besar pegawai
di sana telah diselamatkan oleh para pemadam kebakaran. Sedangkan cerita
tentang pegawai wanita yang lebih memilih mati karena alasan kesopanan dan rasa
malu itu telah dibuat-buat untuk kepentingan orang-orang pecinta gaya barat.
Cerita ini telah menjadi hal umum dalam beberapa referensi buku dan juga
beberapa yang telah dipublikasikan oleh pihak pemadam kebakaran sendiri. Selain
itu, hal ini biasanya dipercayai oleh orang Jepang sendiri bahwa kebakaran di
Departement Store Shirokiya adalah sebagai upaya untuk mengubah kebiasaan
berpakaian berpakaian masyarakatnya, yaitu ke arah gaya berpakaian orang barat.
Salah satunya adalah kebiasaan memakai celana pendek. Pendapat ini lebih banyak
dipercayai walaupun tidak ada bukti-bukti yang kuat dan jelas.